Solo, kota kelahiran Ayah.
Hhhh sudah 4tahun lamanya, baru ke sini lagi. Bahkan saat kedua mbah-ku menghembuskan nafas terakhirnya, dengan beda waktu seminggu. Aku tidak datang ke sini, saat itu ujian semester sedang aku hadapi sehingga aku dengan ibu di rumah, dan ayah serta kakak2ku pergi ke sini 3tahun lalu.
Tentram, yaaaaa sangat tentram. Suasananya, warga, serta lingkungan yang sangat ramah.
Dulu, sering sekali berkeliling naik sepeda ontel bersama kakak2 ku, pergi ke pinggir sawah.......ke pasar untuk beli gorengan atau jajanan pasar. Lalu ke kali melihat aktivitas warga yang menyelesaikan "hasil akhir tubuhnya" hahahaha
Malam hari, makan bakso pinggir sawah yang sangat terkenal enaknya di desa kelahiran ayahku ini, bahkan kami tak pernah absen setiap ke tempat itu. Menyempatkan waktu, menikmati indahnya malam......makan bakso dipinggir sawah, melihat kunang-kunang menari :)
Rindu, aku terlalu rindu dengan desa ini.
HAH lega sekali rasanya bisa kembali, menyampaikan rinduku ini :')
Sore, Hujan, Solo (21Jan'12...........sayang hari ini hujan di Solo, ga ketemu kunang-kunangnya deh 3)
lalala lilili
Saturday, January 21, 2012
Monday, January 16, 2012
Menjadikannya Tak Sama
Perbedaan ini........ Hhhhh
Untuk sebuah kata, itu sangat simpel, dan menjadikannya hal yang di-masa-bodo-kan.
Tapi dengannya, menjadikannya berbagai hal tidak sama.
Perbedaan itu datang kepadaku, menjadikanku tidak sama dengannya, disaat aku berusaha, tapi perbedaan itu terus membayangi langkahku. Jika saja apa yang aku miliki itu kuat, perbedaan itu mungkin bukan lawan yang berat. Tapi pada nyatanya? Aku tidak pernah tahu, itu kuat atau tidak. Aku merasa terlalu lemah. Yang ada padanya, mungkin yang kuat.
Setiap pertanyaan yang aku lontarkan apa yang harus aku lawan terhadap perbedaan itu? Mereka semua menyarankan untuk mundur. Ya buat mereka itu bukan hal yang layak aku lakukan, hal yang mungkin bisa dilakukan dengan yang lain, dengan perbedaan yang berbeda dengannya. Perbedaan yang bisa melengkapi, bukan melawan diriku.
Dan aku, ragu. Ragu apa yang lebih aku butuhkan. Aku butuh dia tapi tidak dengan perbedaan itu. Saat ini.......aku dengannya hanya bisa menikmati dengan apa yang ada.
Bertahan pada Keyakinan sendiri. Bersandar pada Perbedaan.
"Kenapa harus ada pertemuan, jika pada akhirnya berpisah? Di sana terselip Perbedaan yang Menjadikannya tak sama."
Untuk sebuah kata, itu sangat simpel, dan menjadikannya hal yang di-masa-bodo-kan.
Tapi dengannya, menjadikannya berbagai hal tidak sama.
Perbedaan itu datang kepadaku, menjadikanku tidak sama dengannya, disaat aku berusaha, tapi perbedaan itu terus membayangi langkahku. Jika saja apa yang aku miliki itu kuat, perbedaan itu mungkin bukan lawan yang berat. Tapi pada nyatanya? Aku tidak pernah tahu, itu kuat atau tidak. Aku merasa terlalu lemah. Yang ada padanya, mungkin yang kuat.
Setiap pertanyaan yang aku lontarkan apa yang harus aku lawan terhadap perbedaan itu? Mereka semua menyarankan untuk mundur. Ya buat mereka itu bukan hal yang layak aku lakukan, hal yang mungkin bisa dilakukan dengan yang lain, dengan perbedaan yang berbeda dengannya. Perbedaan yang bisa melengkapi, bukan melawan diriku.
Dan aku, ragu. Ragu apa yang lebih aku butuhkan. Aku butuh dia tapi tidak dengan perbedaan itu. Saat ini.......aku dengannya hanya bisa menikmati dengan apa yang ada.
Bertahan pada Keyakinan sendiri. Bersandar pada Perbedaan.
"Kenapa harus ada pertemuan, jika pada akhirnya berpisah? Di sana terselip Perbedaan yang Menjadikannya tak sama."
Monday, January 2, 2012
Takut
Bersikap gegabah diumur lo yang seharusnya udah bisa menentukan mana yang baik buat lo jalanin itu rasanya........ kayak lo mesti ngelewatin jalan yang ada durinya, tapi lo malah ambil jalan lain, tanpa ngebuang itu duri, pas lo lewat situ lagi, itu duri masih ada, tapi lo lupa, terus lo nginjek durinya.
Dari situ harusnya bisa belajar, lebih hati-hati, tapi pas lo ketemu duri-duri yang lain, dan elo tetep bersikap begitu. Bego. Emang.
Elo mutusin milih jalan lain yang lebih jauh, lebih ribet, tapi mau gimana juga pasti lo bakal balik ke jalan itu, yang elo rasa, jalan lo yang paling enak.
Dewasa ga bisa ditentuin karna umur, tapi kalo elo berpikir entar aja, entar aja, entar aja....ya sampe tua juga gabakal bisa dewasa. Dewasa itu ga mudah, belajar dari hal kecil, tapi kadang baru aja lo mulai, lo kalah. Lo tinggalin usaha lo buat jadi dewasa.
Sabar tanpa tindakan mungkin nol, tapi disaat tindakan lo ga berguna, lo milih buat sabar. Itu bego. Iya gue bego. *plak*
Begonya lagi sampe sekarang masih diem. Dasar bego.
Takut.
Dari situ harusnya bisa belajar, lebih hati-hati, tapi pas lo ketemu duri-duri yang lain, dan elo tetep bersikap begitu. Bego. Emang.
Elo mutusin milih jalan lain yang lebih jauh, lebih ribet, tapi mau gimana juga pasti lo bakal balik ke jalan itu, yang elo rasa, jalan lo yang paling enak.
Dewasa ga bisa ditentuin karna umur, tapi kalo elo berpikir entar aja, entar aja, entar aja....ya sampe tua juga gabakal bisa dewasa. Dewasa itu ga mudah, belajar dari hal kecil, tapi kadang baru aja lo mulai, lo kalah. Lo tinggalin usaha lo buat jadi dewasa.
Sabar tanpa tindakan mungkin nol, tapi disaat tindakan lo ga berguna, lo milih buat sabar. Itu bego. Iya gue bego. *plak*
Begonya lagi sampe sekarang masih diem. Dasar bego.
Takut.
Subscribe to:
Posts (Atom)